“Mungkin setelah ini, kita akan saling memunggungi dan tidak akan
pernah bertemu lagi. Bahagia kita, sudah jadi milik sendiri-sendiri. Terima
kasih sudah mengisi hati, walau tak dihargai”
Kamis, 3 Januari 2019 “kita ini dua orang asing yang didekatkan, lalu (kembali) menjadi asing” -Hilang Kamu, sampai sampai saat ini aku terus memikirkanmu. Bahkan aku pun masih sangat mencintaimu. Entah sampai kapan, perasaan ini terus tumbuh. Mencintaimu perlu kesabaran yang maksimal, mencintai tanpa dicintai, meununggu tanpa ditunggu. Aku tak memaksamu agar kita bersama. Aku tak memaksamu agar hubungan kita lebih dari sekedar teman. Aku mencintaimu dengan ikhlas dan tulus. Entah, aku memendam perasaan ini sudah terlalu lama. Pernah berpikir untuk melupakanmu, melupakan perasaan ini. Namun aku tak bisa karena aku tak mau. Ingat kah? Pertemuan pertama kita, walaupun sebentar tapi aku sangat senang. Disitu aku merasa kamu pun merasakan hal yang sama. Kau menggenggam tanganku sangat erat ketika aku ingin pergi. Rasanya sakit sekali jika terus mengingat pertemuan pertama kita yang sangat singkat. Tapi sekarang rasanya berbeda. Kau kembali seperti dulu, kau yang cuek, yang dinginnya tak pernah ku harapkan hadir. Aku sangat merindukan kita yang dulu.
Sabtu, 23 Maret 2019 Ini masih tentangmu, tentang kita, tentang aku yang sulit sekali melupakanmu. Bukan, bukan melupakan tetapi mengikhlaskan. Aku lemah dalam melupakanmu. Tetapi aku tahu, bertahan dengan ketidakjelasan itu memang sulit. Aku harus terbiasa tanpamu, ya walau terkadang aku rindu, sangat rindu. Ada saja kenangan yang terlintas di kepalaku. Bagaimana caranya? Cara untuk bersikap tidak peduli? Padahal dulu yang kita takutkan adalah; menjadi pertemuan pertama dan terakhir, tidak berkomunikasi lagi. Aku kesal, kenapa kita berakhir seperti ini, seperti sedang bermusuhan, padahal dulu tidak ada kabar pun rindu. Lalu disaat aku berusaha untuk tidak peduli, tetapi kamu seakan-akan meyakinkanku untuk kembali? Apa maumu? Aku lelah, lelah dengan semua ini. padahal kita sudah berakhir, tetapi mengapa hati ini sangat sulit mengikhlaskanmu.